Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Asia-Pasifik dibuka berjatuhan pada perdagangan Selasa (16/1/2024), di mana investor masih cenderung menahan selera risikonya menanti rilis data pertumbuhan ekonomi China.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang yang beberapa hari sebelumnya terus mencetak rekor tertinggi, pada pagi hari ini mulai terkena aksi profit taking dan terkoreksi yakni merosot 0,82%.
Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong ambles 1,15%, Shanghai Composite China turun 0,16%, Straits Times Singapura terperosok 0,71%, ASX 200 Australia ambrol 1,16%, dan KOSPI Korea Selatan ambruk 1,11%.
Investor di Asia-Pasifik masih cenderung wait and see menanti rilis data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV-2023 yang akan dirilis esok hari.
Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin tidak dibuka karena sedang libur memperingati hari Martin Luther King Jr, sebagai perayaan untuk menghormati ikon hak-hak sipil.
Di tengah minimnya sentimen dari AS karena sedang libur dan di Asia-Pasifik juga cenderung minim rilis data pada hari ini, maka investor akan memfokuskan perhatiannya ke Eropa.
Bursa Eropa kebakaran di mana hampir semuanya ditutup di zona merah.
Indeks Stoxx 600 melemah 0,54%.Hal serupa terjadi pada indeks FTSE Inggris yang menyusut 0,39% dan indeks CAC Prancis terkoreksi 0,72%.Sementara indeks DAX Jerman juga terperosok0,48%.
Bursa Eropa ambruk setelah data sementara menunjukkan ekonomi Jerman terkontraksi 0,3% pada 2023.
“Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Jerman goyah pada 2023 dalam lingkungan yang terus menerus terdampak oleh multi krisis,” tutur Presiden Badan Statistik Jerman, Ruth Brand, dikutip dariCNBC Internatioal.
Bursa Eropa juga jatuh setelah sejumlah pejabat bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menegaskan jika masih terlalu dini berpikir pemangkasan suku bunga.Pernyataan ini membuat imbal hasil obligasi dii Eropa menanjak.
“Saya khawatir orang akan kecewa.Kita belum mulai membicarakan mengenai pemangkasan suku bunga karena kita seharusnya memang belum membahasnya. Apa yang kita lihat saat ini malah berjalan sebaliknya sehingga kita belum melihat adanya pemangkasan,” tutur Gubernur Bank Sentral Austria, Steve Sedgwick, kepada CNBC International.
Inflasi Eropa kembali menanjak ke 2,9% pada Desember 2023 dari 2,4% pada November. https://documentsemua.com/