Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) diproyeksi kembali menahan suku bunga acuan pada bulan ini. Pelaku pasar juga menunggu tanggapan BI perihal kondisi ekonomi secara global khususnya eskalasi geopolitik di Laut Merah yang berkorelasi dengan inflasi.
BI menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pada Selasa dan Rabu pekan ini (16-17 Januari 2024).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di level 6%, maka ini menjadi kali ketiga BI menahan di level tersebut setelah menahan pada November dan Desember 2023. Sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan alasan menahan suku bunga pada Desember 2023 yakni sejalan dengan arah kebijakan yang kini menjaga stabilitas perekonomian, terutama rupiah.
“Keputusan mempertahankan BI rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang prostabilty,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12/2023).
Pro stabilitas yang dimaksud, berkaitan dengan penguatan stabilitas nilai tukar rupiah. Perry menambahkan, kebijakan tersebut juga mempertimbangkan kondisi ke depan, termasuk dalam menjaga inflasi.
“Kebijakan makro prudential tetap pro-growth untuk dukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambah Perry.
Perry beberapa kali menegaskan jika kebijakan BI lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar setelah inflasi terus melandai. Merujuk pada Refinitiv, rupiah melemah cukup tajam sepanjang Januari ini yakni hampir 1%. Berbanding terbalik dengan penguatan 0,8% sepanjang Desember 2023.
Inflasi pada Desember 2023 pun tercatat sebesar 2,61% (year on year/yoy) berada dalam target BI 2-4% sedangkan secara month to month/mtm, inflasi tercatat 0,41%.
Inflasi Indonesia terus melandai diikuti oleh inflasi inti yang juga lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Inflasi inti Indonesia selalu di bawah inflasi headline sejak Juni 2021. Bahkan pada Desember 2023, inflasi inti Indonesia tercatat sebesar 1,8% yoy atau terendah sejak Desember 2021. Dengan kata lain, posisi inflasi inti saat ini merupakan yang terendah sejak dua tahun terakhir.
Kapan BI Mulai Pangkas Suku Bunga?
Pada RDG BI Desember 2023, Perry telah menyatakan bahwa BI membuka opsi penurunan suku bunga pada semester-II 2024. Hal ini ia ungkapkan mengingat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang stabil dan terjaga.
Perry memastikan kebijakan tersebut bukan karena bank sentral AS (The Fed) juga akan menurunkan suku bunga acuan. Suku bunga acuan AS hanya menjadi pertimbangan, sementara yang dominan adalah inflasi dan rupiah.
“Kalau rupiah bisa menguat lebih cepat dan inflasi bisa lebih rendah ada saja ruang-ruang itu terbuka tapi kita tidak akan kemudian secara kemudian bisa dikatakan oke terburu-buru,” kata Perry.
Hal ini serupa dengan Ekonom Bank Danaman, Irman Faiz yang mengatakan potensi BI memangkas suku bunga yakni pada Juli atau Agustus 2024, khususnya setelah The Fed mulai memangkas suku bunga.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto pun mengungkapkan hal yang sama yakni awal semester-II 2024 merupakan momen di mana BI mulai memangkas suku bunganya sebesar 25 bps.
Sementara BCA dalam laporannya Marching Ahead Against External Hurdles mengatakan mandate BI dalam menjaga stabilitas rupiah membuat BI tetap berhati-hati dalam memutuskan suku bunga.
Namun, menurut BCA, inflasi yang stabil dan berkurangnya tekanan pada pasar keuangan bisa memberi ruang BI untuk mengendurkan stance kebijakan di 2024.
“BI diperkirakan akan memangkas suku bunga 50-75 bps pada 2024 tetapi itu tergantung seberapa dovish The Fed,” tulis BCA.
Sejalan dengan BI, Bank DBS pun berekspektasi bahwa BI akan memulai memangkas suku bunganya pada paruh kedua 2024 diikuti dengan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Namun dalam laporannya, Bank DBS menyatakan bahwa jika The Fed memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga untuk satu tahun lagi, BI kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga. https://outbackball.com/