Bukan Israel, Iran Bombardir Wilayah Irak dan Suriah, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Garda Revolusi Iran (IRGC) telah melancarkan serangan rudal terhadap beberapa sasaran “teroris” di Suriah dan wilayah Kurdistan Irak.

Kantor berita resmi pemerintah Iran, IRNA sebagaimana dikutip AFP, Selasa (16/1/2023), mengatakan Korps Garda Revolusi Islam menghancurkan “markas mata-mata” dan “kumpulan kelompok teroris anti-Iran” di Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan Irak.

Garda Revolusi kemudian menyerang dengan rudal balistik di Suriah “tempat berkumpulnya para komandan dan unsur-unsur utama yang terkait dengan operasi teroris baru-baru ini, khususnya kelompok ISIS”.

Ia menambahkan bahwa serangan di Suriah adalah “respons terhadap kejahatan yang dilakukan kelompok teroris baru-baru ini yang secara tidak adil membunuh sekelompok rekan kita di Kerman dan Rask.”

Pada 3 Januari, pelaku bom bunuh diri menyerang kerumunan orang yang berkumpul di dekat makam Jenderal IRGC Qasem Soleimani yang dihormati di kota Kerman di selatan.

Serangan tersebut, yang kemudian diklaim oleh kelompok ISIS sebagai tanggung jawabnya, menewaskan sekitar 90 orang dan menyebabkan puluhan orang terluka.

Kementerian intelijen Iran mengatakan salah satu pelaku bom bunuh diri adalah warga negara Tajik, sedangkan identitas lainnya belum ditentukan.

Pada Desember, setidaknya 11 petugas polisi Iran tewas dalam serangan yang diklaim jihadis di sebuah kantor polisi di Rask, di provinsi tenggara Sistan-Baluchistan.

Serangan itu diklaim oleh Jaish al-Adl (Tentara Kehakiman) dalam pernyataan singkat di saluran Telegramnya. Pemberontakan ini dibentuk pada 2012 dan dimasukkan dalam daftar hitam oleh Iran sebagai kelompok “teroris”.

IRGC juga mengatakan pihaknya telah menyerang sasaran yang diduga milik Israel, dan mengumumkan “serangan rudal dan penghancuran markas mata-mata rezim Zionis (Mossad) di wilayah Kurdistan di Irak”, lapor IRNA.

“Markas besar ini menjadi pusat pengembangan operasi spionase dan perencanaan aksi teroris di wilayah tersebut,” katanya.

Pada November 2022, Iran telah melancarkan serangan rudal dan drone lintas batas terhadap kelompok oposisi Iran-Kurdi yang berbasis di Irak utara yang menuduhnya memicu gelombang protes di republik Islam tersebut.

Serangan itu terjadi tepat setelah protes dimulai di Iran atas kematian Mahsa Amini (22), seorang warga Kurdi Iran yang ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat bagi perempuan di Iran. https://knalpotbelah.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*