Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai diskusi mengenai akuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) oleh Holding BUMN Tambang MIND ID masih berjalan alot. Terlebih, kedua perusahaan belum sepakat mengenai harga.
Sugeng membeberkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menawarkan harga 14% saham ke Holding BUMN Tambang itu 1,5 kali lipat dari nilai buku perusahaan. Sementara MIND ID hanya menawar kurang lebih 1,3 kali lipat dari nilai buku perusahaan.
“MIND ID menawar kurang lebih 1,3 kali. Tapi yang menjadi persoalan juga ada berapa sih nilai pastinya dari sisi value itu, maka sebagaimana disarankan oleh kami di Komisi VII pemerintah sekarang sedang melakukan due diligence, saya kira supaya adil semuanya,” ujar Sugeng dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Senin (15/01/2024).
Sebelumnya, Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menyebut harga 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang akan dialihkan ke Holding BUMN Tambang MIND ID diperkirakan akan di atas nilai buku perusahaan. Adapun nilai buku INCO saat ini berada di level Rp 4.000-an per saham.
Menurut Teguh, apabila mengacu pada harga akuisisi saham PT Freeport Indonesia oleh MIND ID sebelumnya, maka harga saham yang akan dilepas Vale Canada Ltd (VCL) selaku pengendali saat ini bisa mencapai dua kali lipat dari nilai buku.
“Nilai buku INCO Rp 4.000 per saham. Kalau pakai harga akuisisi Freeport dulu, harganya 2 kali nilai buku, jadi Rp 8.000 per saham. Tapi mungkin ketemunya di Rp 5.000 – 6.000 per saham,” kata Teguh.
Lebih lanjut, Teguh menilai proses negosiasi harga pelepasan saham diproyeksi akan cukup panjang. Apalagi Kementerian BUMN selaku pemegang saham MIND ID ingin membeli saham INCO dengan harga yang serendah-rendahnya.
“Jadi dari pemerintah maunya semurah mungkin tapi kita pakai logikanya kalau dari Vale ya tentu saja dia gak mau jual murah karena apa? Dengan adanya divestasi ini porsi pengendali Vale di INCO itu berkurang. Perusahaan itu tidak lagi dikendalikan sama mereka, logikanya kalau seperti itu harga belinya juga harus maksimal dong,” ujar Teguh.
Sejumlah menteri pun sempat menuturkan bahwa harga divestasi yang ditawarkan Vale kemahalan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir misalnya, dia tak segan menyebut valuasi 14% saham Vale dinilai terlalu tinggi. Bila tidak diturunkan, maka pihaknya akan mendorong pelepasan sejumlah wilayah tambang nikel INCO.
“Master agreement untuk 14%-nya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama kita merasa valuasi ketinggian,” ungkap Erick di Jakarta, dikutip Jumat (24/11/2023).
“Makanya ada dua opsi yang kita dorong. Satu, memang kita melepas, jadi kan dia punya kawasan besar sebagian dilepas. Memang kan seperti itu, semua BUMN juga ada relinquish, ada pelepasan,” tuturnya.
Dia menyebut, pelepasan wilayah tambang Vale tersebut juga tak lain untuk menekan valuasinya.
“Ya bisa saja untuk menekan valuasi, dilepas salah satu opsinya. Kalau mereka gak mau ya kita musti ketemu valuasinya,” ucapnya.
Erick pun sempat menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia akan melakukan negosiasi harga dengan Vale demi mencapai harga semurah-murahnya.
“Kan kita masih negosiasi. Ya negosiasi harga semurah-murahnya gitu,” ujar Erick.
Begitu juga dengan permintaan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Arifin meminta agar harga divestasi 14% saham Vale ini harus lebih murah dibandingkan harga pasar.
“(Harga saham Vale) yang penting harus lebih murah dari harga pasar,” ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/11/2023).
Senada dengan itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga mengungkapkan nilai akuisisi saham PT Vale Indonesia (Tbk) oleh Holding BUMN Tambang MIND ID masih dalam tahapan negosiasi. Ia meminta agar para investor tidak memberikan harga yang mahal.
“Lagi dibicarakan, karena itu kan B to B, kita harus menghargai investor, tapi juga jangan investor memberikan harga mahal kepada BUMN. Harus fair,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (10/11/2023).
Sebagaimana diketahui, kepemilikan saham Indonesia di INCO melalui MIND ID saat ini baru sebesar 20%, dan sekitar 21,18% tersebar di pasar melalui Bursa Efek Indonesia. Artinya, jika penambahan saham hanya 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.
Sementara, pemegang mayoritas saham Vale sendiri saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.
Adapun kedua saham milik VCL dan SMM rencananya sepakat untuk didivestasikan. https://tampansamping.com/