Siapa Sesungguhnya Penguasa Luar Jawa: PDI-P, Golkar Atau Nasdem?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sebagai sarana yang menentukan lembaga eksekutif dan legislatif bangsa akan berlangsung kurang dari sebulan. Pulau Jawa memang pusat demografi pemilih terbanyak, namun salah satu faktor penting yang juga perlu diperhatikan kekuatan partai politik (parpol) di luar Pulau Jawa, pasalnya wilayah ini juga menyumbang suara dalam jumlah besar di Indonesia.

Peta suara sebuah partai biasanya dikategorikan berdasarkan suara dari setiap daerah pemilihan (Dapil) atau provinsi. Penguasaan suara di mayoritas wilayah penting akan menentukan kemenangan dari suatu partai politik.

Melansir Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi), para ahli menyebutkan “Perolehan suara partai lebih tinggi dari caleg maka partai punya absolut untuk menentukan perolehan kursi.”

Kekuatan suara parpol juga dapat diperkuat dengan mengusung calon presiden dan wakil presiden. Khususnya, pasangan calon (paslon) tersebut memiliki latar belakang historis dengan wilayah-wilayah tertentu yang akan mengangkat suara di Dapil asalnya.

Aturan sebuah partai untuk dapat memperoleh kursi sedikitnya mampu mencapai ambang batas threshold 4%. Data menunjukkan hanya terdapat 9 partai yang dapat tembus ke Senayan berdasarkan hasil Pileg 2019.

Meski luar Jawa bukanlah wilayah dengan penduduk terpadat, wilayah ini memiliki peran suara yang cukup besar apabila digabungkan. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan perolehan suara dari Pileg 2019 pada provinsi luar Jawa mencapai 53,6 juta suara atau setara dengan 40,5% dari total seluruh suara.

Data menunjukkan terdapat tujuh partai yang memiliki suara di atas 4 juta pada provinsi di luar Pulau Jawa berdasarkan Pileg 2019. Partai tersebut diantaranya adalah PDI-P dengan suara terbanyak mencapai 9,9 juta suara. Enam partai sisanya yaitu Golkar, NasDem, Gerindra, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN),dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sebagai informasi, perolehan suara di luar pulau Jawa sudah dapat mendorong sebuah partai memenuhi persyaratan untuk lolos parlemen, seperti yang terjadi pada partai PDIP, Golkar, NasDem, Gerindra.

Provinsi terpenting di luar Jawa yang memiliki suara terbesar diantaranya adalah Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Riau.

PDIP menjadi partai penguasa dari total suara provinsi di luar Jawa, bahkan mencapai 9,9 juta suara. Partai terkuat ini juga mengusung calon presiden Ganjar Pranowo dengan wakilnya Mahfud MD. 

Golkar berada di posisi kedua dari keseluruhan suara di provinsi luar pulau Jawa. Partai yang mendukung kubu Prabowo-Gibran ini memiliki suara yang cukup kuat di provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

NasDem berada di peringkat ketiga secara mengejutkan dengan perolehan 6,4 juta. Partai yang mengusung capres Anies Baswedan ini menguasai suara di 4 provinsi luar Jawa yaitu NTT, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah.

Sebagai catatan, capres Ganjar berasal dari partai PDIP yang berkoalisi dengan partai parlemen Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Anies berasal dari partai NasDem dan Cak Imin dari PKB ditambah dukungan partai parlemen PKS. Prabowo Subianto merupakan capres yang diusung Gerindra dengan dukungan partai parlemen Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Data terlampir menunjukkan hasil suara partai dari Pemilu Legislatif 2019. Pesta demokrasi 2024 nanti tentu saja akan berbeda dengan lima tahun lalu dari sisi jumlah pemilih serta kecenderungan pemilih.

Perlu dicatat pula jika pemilih ataupun pendukung partai tertentu belum tentu akan memilih capres yang diusung partai mereka. Dengan demikian, kekuatan koalisi partai belum tentu bisa diterjemahkan kepada seberapa besar perolehan suara dari pendukung partai. https://jusnarte.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*