Jakarta, CNBC Indonesia – Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sepanjang tahun 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus mencapai US$36,93 miliar.
“Secara kumulatif total surplus Indonesia US$36,93 miliar,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (15/1/2024)
Realisasi ini lebih rendah dibandingkan posisi 2022 yang sebesar US$ 54,46 miliar atau artinya turun US$ 17,52 miliar.
Ekspor Indonesia selama 2023 mencapai US$ 258,2 miliar, turun 11,33% dibandingkan 2022 yang sebesar US$ 291,90 miliar.
“Total ekspor pada periode ini mencapai US$ 258,82 miliar atau turun 11,33% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Secara lebih rinci, ekspor migas mencapai US$15,92 miliar dan non migas sebesar US$ 242,90 miliar. Kedua kelompok ini alami penurunan dengan masing-masing 0,47% dan 11,96%.
Impor Indonesia selama 2023 alami penurunan sebesar 6,55% menjadi US$ 221,89 miliar. Pada 2022, impor Indonesia mencapai US$237,45 miliar.
“Sepanjang tahun 2023 total impor US$ 221,89 miliar atau turun 6,55% dibandingkan tahun 2022,” ujarnya.
Realisasi impor tersebut meliputi minyak dan gas bumi (migas) yang sebesar US$ 35,83 miliar atau turun 11,35%. Sementara itu non migas turun 5,57% menjadi US$ 186,06 miliar.
“Jika dilihat penggunaannya impor sepanjang 2023 adalah impor tertinggi terjadi pada bahan baku penolong,” terang Pudji. https://terserahapapun.com/